GEDUNG SDN 4 CEPOGO

tampak dari depan

RIZKA

Penampilan pildacil dalam acara perpisahan kelas VI

Bpk. SURURI, S.Pd (Pengawas Sekolah)

Kegiatan Supervisi sekaligus menjadi pembina upacara hari senin

Rapat guru

Rapat Guru dan Karyawan SDN 4 Cepogo.

KEMAH KAMAJEDA

Juara I Putra Putri

pointer

PENCARIAN CEPAT

Jumat, 11 Januari 2019

BEST PRACTICE


BEST PRACTICE
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN KONSEP MATEMATIK
DI SEKOLAH DASAR

PENDAHULUAN
Kemampuan penalaran matematik sangatlah berpengaruh dengan proses pembelajaran matematika yang mereka ikuti. siswa dengan kemampuan penalaran yang baik akan mudah memahami materi matematika dan sebaliknya siswa dengan kemampuan penalaran matematika rendah akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Kesulitan penalaran matematik tersebut diantaranya dipegarungi oleh penanaman konsep pembelajaran yang kurang matang. siswa cenderung menghafal rumus dan jika diberikan soal matematik mereka tidak mampu mengaplikasikan rumus yang sudah dihafalkan dan akhirnya mereka akan beranggapan bahwa matematika itu sulit dan menjenuhkan. Untuk itu diperlukan konsep yang tepat.
Penerapan konsep pembelajaran matematik dapat dilakukan melalui  media pembelajaran efektif dan efisien. media pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, menyebabkan tidak seimbangnya kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Untuk itu perlu di pacu melalui pembelajaran yang menarik dan tepat sasaran.
Selama ini khususnya dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar Negeri 4 Cepogo Kecamatan Kembang Kabupaten Jepara, kelas VI,  materi bangun ruang. Dari 24 siswa, hanya 45,8 % yang tuntas, dari KKM yang ditetukan 75, 11 siswa tuntas dan sianya 13 siswa tidak tuntas. Ketidak berhasilan disebabkan siswa kebingungan dalam menentukan luas permukaan bangun ruang dikarenakan mereka sulit memahami gambar bangun ruang yang berupa gambar dua dimensi Selain itu anak kurang  fokus pada pembelajaran karena kurangnya media pembelajaran. Anak-anak hanya menghafal rumus tanpa dilibatkan langsung dalam proses penentuan rumus tersebut. Sehingga ketika disuguhkan soal luas permukaan bangun ruang yang berupa gambar mereka tidak bisa mengerjakan karena konsep yang belum mereka kuasai.
Dalam upaya membentuk kemampuan penalaran konsep matematik siswa, seorang guru dituntut untuk mampu mengembangkan model pembelajaran yang lebih inovatif. Kedudukan media pembelajaran ada dalam komponen mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Dengan demikian fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang pengunaan metode mengajar yang dipergunakan guru.
Berdasarkan pengamatan, siswa dapat fokus terhadap kegiatan pembelajaran apabila guru menggunakan media pembelajaran interaktif. Hal ini pernah dipraktikan oleh peneliti saat melakukan pembelajaran (mengajar) di kelas VI, walaupun hanya dengan media power point namun peserta didik lebih antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Upaya-upaya perbaikan pendidikan yang dilakukan penulis terarah kepada pembelajaran yang efektif dan efisien menunjukkan bahwa efektifitas media pembelajaran padi, memiliki dampak yang amat positif untuk meningkatkan kemampuan penalaran konsep matematik siswa.


Selengkapnya... klik disini



Selasa, 01 Maret 2016

HASTA KARYA BAHAN BEKAS

SDN 4 CEPOGO JUARA 1 LOMBA HASTA KARYA KEMAH PENGGALANG TINGKAT KWARAN KEMBANG


Juara 1 lomba hasta karya dari bahan bekas  pada lomba LT penggalang , yang diselenggarakan pada tanggal 28 Oktober 2015 di lapangan kecamatan kembang

BUPATI JEPARA PACU SEKOLAH AGAR RAIH "ADIWIYATA NASIONAL



BUPATI JEPARA PACU SEKOLAH AGAR RAIH "ADIWIYATA NASIONAL"


Rab, 20/01/2016 - 14:33 -- humasjtg1
http://www.jatengprov.go.id/sites/default/files/styles/article_detail/public/articles/Bupati%20Jepara%20Ahmad%20Marzuqi%20menebar%20benih%20lele%20di%20SD%204%20%20%20Kaliaman%20sebagai%20bagian%20kegiatan%20program%20adiwiyata1.jpg?itok=dz5PRo96
JEPARA - Bupati Jepara Ahmad Marzuqi memacu sekolah di daerahnya, agar semakin banyak yang

meraih penghargaan Adiwiyata nasional. Hal tersebut dia sampaikan saat hadir pada acara gathering and sharing sekolah Adiwiyata nasional, di SD N 4 Kaliaman, Kecamatan Kembang, Rabu (20/1). Acara ini dihadiri para pimpinan SKPD termasuk Kepala Badan Lingkungan Hidup Fatkhurrahman, camat setempat Muchamad Syafii, Kepala UPT Dinas Dikpora Kecamatan Kembang Ali Hidayat, serta para kepala SD di wilayah tersebut.
"Tahun 2015 ada dua sekolah di Jepara yang mendapat penghargaan Adiwiyata nasional. Selain SD 4 Kaliaman, juga ada SMA N 1 Nalumsari," kata bupati. Penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, diserahkan di Jakarta pada 14 Desember 2015 yang lalu.
Atas prestasi ini, bupati berharap semakin banyak sekolah di Jepara yang meraih penghargaan ini. Bagi bupati Ahmad Marzuqi, yang dibidik sebenarnya bukan soal penghargaannya. Tapi jika semakin banyak sekolah mengikuti program Adiwiyata, maka perhatian terhadap lingkungan hidup semakin besar.
Bupati mengapresiasi pelaksanaan program Adiwiyata di sekolah karena sangat penting untuk menanamkam cinta lingkungan sejak dini. Anak-anak akan semakin sadar arti pentingnya kelestarian lingkungan hidup bagi manusia. Dengan demikian, pengalaman buruk berupa banyaknya penebangan hutan, diharapkan tidak lagi terulang.
Hal ini juga dia dasarkan atas lingkungan yang begitu tertata di sekitar SD 4 Kaliaman. Padahal sekolah ini berada di desa, dengan jarak sekitar 20 kilometer dari kota Jepara. Sebagai bentuk apresiasi, bupati juga menjanjikan bantuan keuangan khusus untuk Pemdes Kaliaman, yang harus dialokasikan untuk peningkatan kualitas jalan desa yang melintas di depan sekolah ini.
Sementara itu, Kepala SD N 4 Kaliaman Hadi Sutrisno mengakui program Adiwiyata di sekolahnya telah banyak merubah perilaku anak didik menjadi semakin mencintai lingkungan. Anak-anak dilibatkan dalam berbagai kegiatan penghijauan.
“Lingkungan sekolah yang rindang ini, taman-taman, serta tanaman obat dan sayuran di kebun belakang, banyak melibatkan anak-anak. Tidak hanya sejak penanaman. Mereka pula yang piket memupuk, menyiram, dan merawat,” katanya.
Sekolah juga mengelola sampah dengan baik. Anak-anak dibiasakan dalam kegiatan memilah sampah. “Sampah organik kami jadikan pupuk. Yang anorganik, sebagian kami jual. Tapi banyak yang kami manfaatkan untuk membuat barang-barang menarik. Pada pameran daur ulang sampah di pendapa beberapa waktu lalu, kami berhasil menjual 20 tas berbahan kantong plastik bekas,” lanjutnya.
Kepala BLH Jepara Fatkhurrahman mengakui hal ini. Dalam catatannya, implementasi program Adiwiyata di sekolah ini sudah dilakukan dalam berbagai kegiatan. Mulai dari pembuatan resapan sair, pengelolaan sampah, pemanfaaatan lahan pekarangan dan kebun, serta pelestarian flora dan fauna.

Senin, 27 Mei 2013

COPAS Contoh RPP IPA

abdul latif. Diberdayakan oleh Blogger.